Senin, 28 Juli 2008
AYOOO...SEMANGAT
Don’t cry…coz you’re so right
Jangan menangis sayang,,,karena kamu sudah melakukan hal yang benar.
Alloh lebih mengetahui yang terbaik untuk hambaNya.
Minggu, 27 Juli 2008
Sayonara, Mbak Yo
Mbak Yo sedang ngadain penelitian tentang kehidupan dakwah kampus di beberapa universitas kondang di Indonesia seperti UI, ITB, dan IPB. kalo kemarin kayaknya Mbak Yo pernah mewawancara anak SALAM UI dan untuk dakwah salaf di UI, Mbak Yo dititipin ke Fenti yang kemudian berinisiatif ngebawa Mbak Yo kajian di JIC. Wallohua'lam.
Mbak Yo orangnya ramah dan bahasa Indonesianya lancar banget. ternyata dia pernah ikut pertukaran pelajar ke Indonesia ketika SMA dulu tepatnya ke Makassar. ketika kami menanyakan kenapa mengambil tema tentang islam, katanya dia ingin menjelaskan kepada orang lain khususnya orang yang bukan muslim bahwa pendapat mereka selama ini tentang islam teroris dsb tidaklah benar karena tidak seperti itu islam yang dia kenal selama ini. Waaa...hhh Mbak jadi malu.
Kemarin juga Mbak Yo ikut kajian bareng kita (Fenti, Rahma, Afra, Dida, n Dian) di Masjid Raya Bogor. setelah ke Masjid raya kita jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Lumayan menyenangkan.
tanggal 29 (berarti besok) mbak yo mau balik ke Jepang lagi.
Waaaahh mbak, kami pasti akan merindukanmu.
kapan-kapan balik ke Indonesia ya, jangan lupa bawa So (anaknya Mbak Yo, baru 2,5 tahun, Kawaiiii...) juga.
Jumat, 25 Juli 2008
Kamis, 24 Juli 2008
alhamdulillah,,,
di post yang lalu saya pernah cerita gi jadi sukarelawan di PKBIK (Pusat Kajian Biostatistik dan Informatika Kesehatan) ga?
selama disini tugasnya, kalo kemarin entry data dan mencoba ngerancang Rencana Induk (Masterplan) Sistem Informasi Kesehatan. Lumayanlah. beberapa keuntungan yang dian dapat selama disini, antara lain:
- dikasi "hak" :D
- dapat pengalaman baru
- belajar menghadapi dunia kerja dan dunia infokes (informatika kesehatan)
- dapat ilmu baru selain kuliah
selain itu, kondisi disini benar-benar sesuai dengan yang saya harapkan. tidak terlalu berinteraksi dengan lawan jenis (ikhwan penghuni tetap disini kayaknya cuma 3 orang deh, itupun jarang berada ditempat), tidak mengharuskan ke kantor coz tugasnya bisa dikerjain dirumah, orang-orangnya asik, berada dilingkungan akademisi yang secara tidak langsung akan "memaksa" terus menerus untuk belajar baik formal maupun non formal, dan lainnya.
kal ga enaknya, mungkin karena dian baru nyebur jadi masih belum memahami arah pembicaraan karena ternyata apa yang saya pelajari semasa kuliah cuma sejumput aja. dikiiiit banget.
AYOOO...dian semangat!!!
Kamis, 17 Juli 2008
Gimana Yaa Rasanya Jadi Anak Tunggal?
sebenarnya dian mo ngomongin apa sih?
ehm gini, dian cuma pengen nyeritain kehidupan teman dian yang menjalani nasib sebagai anak tunggal. teman yang pertama, teman deket satu kampus. yah seperti kebanyak anak tunggal dia menjalani kehidupan yang terlihat sedikit "lebih"dari teman2 biasa. ga manja. sekarang aja kayaknya bakal menjadi salah satu kandidat yang bisa lulus 3,5 tahun.
ARIIIII...semangat!!!
teman yang kedua, teman senasib, seperjuangan dan sekosan. sesama anak lombok. dian salut banget ma dia. sekarang ngambil jurusan Ilmu Keperawatan. yang dian kagumi dari dia, alasan dia masuk jurusan tersebut ....
"saya sudah mendapat cinta dan sayang dari orangtua dan keluarga saya, makanya sekarang saya pengen berbagi dan bisa membantu orang lain"
kurang lebih alasannya seperti itu. Waaaa...hhh. Terharu. Rupanya dia ga cuma ngomong doang. setau dian, selama dia kuliah aktifitasnya itu selain di Rohis fakultas dia juga aktif di Rumah Singgah, COmdev dan berbagai aktifitas sosial lain.
Ck...ck...salut.
Buat yang baca, afwan aja kalo judulnya rada-rada ga nyambung ma tulisannya.
Kamis, 10 Juli 2008
liburan...
libur telah tiba...
(udah dari bulan lalu seh...), kemarin sih part time di Pusilkom. tapi sekarang ga ada kerjaan. so, dian mengajukan diri untuk "maen" ke Pusat Kajian. Nah, ini sekarang gi maen neh.
liburan kuliah, kajian gi kampus juga libur. berasa kering sih. haaa....
Kemarin sebenarnya di suruh pulang ma wayah nine kalo ga ada kerjaan disini, lumayan bisa bantu mama nyetrika atau masang kancing baju jahitan mamak, tapi dian pengen pulang lebaran. selain itu, bapak juga kayaknya ga setuju. ya udah deh, disini aja. toh tinggal beberapa bulan ini.
Semangat Dian,,, Pulang....!!!
Hadits-Hadits Palsu Tentang Keutamaan Shalat Dan Puasa Di Bulan Rajab
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Bagian Pertama dari Dua Tulisan 1/2
Apabila kita memperhatikan hari-hari, pekan-pekan, bulan-bulan, sepanjang tahun serta malam dan siangnya, niscaya kita akan mendapatkan bahwa Allah Yang Maha Bijaksana mengistimewakan sebagian dari sebagian lainnya dengan keistimewaan dan keutamaan tertentu. Ada bulan yang dipandang lebih utama dari bulan lainnya, misalnya bulan Ramadhan dengan kewajiban puasa pada siangnya dan sunnah menambah ibadah pada malamnya. Di antara bulan-bulan itu ada pula yang dipilih sebagai bulan haram atau bulan yang dihormati, dan diharamkan berperang pada bulan-bulan itu.
Allah juga mengkhususkan hari Jum’at dalam sepekan untuk berkumpul shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah yang berisi peringatan dan nasehat.
Ibnul Qayyim menerangkan dalam kitabnya, Zaadul Ma’aad,[1] bahwa Jum’at mempunyai lebih dari tiga puluh keutamaan, kendatipun demikian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengkhususkan ibadah pada malam Jum’at atau puasa pada hari Jum’at, sebagaimana sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian mengkhususkan malam Jum’at untuk beribadah dari malam-malam yang lain dan jangan pula kalian mengkhususkan puasa pada hari Jum’at dari hari-hari yang lainnya, kecuali bila bertepatan (hari Jum’at itu) dengan puasa yang biasa kalian berpuasa padanya.” [HR. Muslim (no. 1144 (148)) dan Ibnu Hibban (no. 3603), lihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahihah (no. 980)]
Allah Yang Mahabijaksana telah mengutamakan sebagian waktu malam dan siang dengan menjanjikan terkabulnya do’a dan terpenuhinya permintaan. Demikian Allah mengutamakan tiga generasi pertama sesudah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka dianggap sebagai generasi terbaik apabila dibandingkan dengan generasi berikutnya sampai hari Kiamat. Ada beberapa tempat dan masjid yang diutamakan oleh Allah dibandingkan tempat dan masjid lainnya. Semua hal tersebut kita ketahui berdasarkan hadits-hadits yang shahih dan contoh yang benar.
Adapun tentang bulan Rajab, keutamaannya dalam masalah shalat dan puasa padanya dibanding dengan bulan-bulan yang lainnya, semua haditsnya sangat lemah dan palsu. Oleh karena itu tidak boleh seorang Muslim mengutamakan dan melakukan ibadah yang khusus pada bulan Rajab.
Di bawah ini akan saya berikan contoh hadits-hadits palsu tentang keutamaan shalat dan puasa di bulan Rajab.
HADITS PERTAMA
“Artinya : Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku”
Keterangan: HADITS INI “ MAUDHU’
Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H): “Hadits ini maudhu’.” [Lihat Maudhu’atush Shaghani (I/61, no. 129)]
Hadits tersebut mempunyai matan yang panjang, lanjutan hadits itu ada lafazh:
“Artinya : Janganlah kalian lalai dari (beribadah) pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab, karena malam itu Malaikat menamakannya Raghaaib...”
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H): “Hadits ini diriwayatkan oleh ‘Abdur Rahman bin Mandah dari Ibnu Jahdham, telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Muhammad bin Sa’id al-Bashry, telah menceritakan kepada kami Khalaf bin ‘Abdullah as-Shan’any, dari Humaid Ath-Thawil dari Anas, secara marfu’. [Al-Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha’if (no. 168-169)]
Kata Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H): “Hadits ini palsu dan yang tertuduh memalsukannya adalah Ibnu Jahdham, mereka menuduh sebagai pendusta. Aku telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: “Rawi-rawi hadits tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah periksa semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka.” [Al-Maudhu’at (II/125), oleh Ibnul Jauzy]
Imam adz-Dzahaby berkata: “ ’Ali bin ‘Abdullah bin Jahdham az-Zahudi, Abul Hasan Syaikhush Shuufiyyah pengarang kitab Bahjatul Asraar dituduh memalsukan hadits.”
Kata para ulama lainnya: “Dia dituduh membuat hadits palsu tentang shalat ar-Raghaa'ib.” [Periksa: Mizaanul I’tidal (III/142-143, no. 5879)]
HADITS KEDUA
“Artinya : Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan al-Qur'an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya’ban seperti keutamaanku atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas semua hamba.”
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany: “Hadits ini palsu.” [Lihat al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky (wafat th. 1014 H)]
HADITS KETIGA:
“Artinya : Barangsiapa shalat Maghrib di malam pertama bulan Rajab, kemudian shalat sesudahnya dua puluh raka’at, setiap raka’at membaca al-Fatihah dan al-Ikhlash serta salam sepuluh kali. Kalian tahu ganjarannya? Sesungguhnya Jibril mengajarkan kepadaku demikian.” Kami berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, dan berkata: ‘Allah akan pelihara dirinya, hartanya, keluarga dan anaknya serta diselamatkan dari adzab Qubur dan ia akan melewati as-Shirath seperti kilat tanpa dihisab, dan tidak disiksa.’”
Keterangan: HADITS MAUDHU’
Kata Ibnul Jauzi: “Hadits ini palsu dan kebanyakan rawi-rawinya adalah majhul (tidak dikenal biografinya) .” [Lihat al-Maudhu’at Ibnul Jauzy (II/123), al-Fawaa'idul Majmu’ah fil Ahaadits Maudhu’at oleh as-Syaukany (no. 144) dan Tanziihus Syari’ah al-Marfu’ah ‘anil Akhbaaris Syanii’ah al-Maudhu’at (II/89), oleh Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Araaq al-Kinani (wafat th. 963 H).]
HADITS KEEMPAT
“Artinya : Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat raka’at, di raka’at pertama baca ‘ayat Kursiy’ seratus kali dan di raka’at kedua baca ‘surat al-Ikhlas’ seratus kali, maka dia tidak mati hingga melihat tempatnya di Surga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum ia mati)”
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata Ibnul Jauzy: “Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang perawi yang bernama ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah perawi matruk menurut para Ahli Hadits.” [Al-Maudhu’at (II/123-124) .]
Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah rawi yang lemah. [Lihat Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518)]
HADITS KELIMA
“Artinya : Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab (ganjarannya) sama dengan berpuasa satu bulan.”
Keterangan: HADITS INI SANGAT LEMAH
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu Dzarr secara marfu’.
Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa'ib, dia adalah seorang rawi yang matruk. [Lihat al-Fawaa-id al-Majmu’ah (no. 290)]
Kata Imam an-Nasa'i: “Furaat bin as-Saa'ib Matrukul hadits.” Dan kata Imam al-Bukhari dalam Tarikhul Kabir: “Para Ahli Hadits meninggalkannya, karena dia seorang rawi munkarul hadits, serta dia termasuk rawi yang matruk kata Imam ad-Daraquthni.” [Lihat adh-Dhu’afa wa Matrukin oleh Imam an-Nasa'i (no. 512), al-Jarh wat Ta’dil (VII/80), Mizaanul I’tidal (III/341) dan Lisaanul Mizaan (IV/430).]
HADITS KEENAM
“Artinya : Sesungguhnya di Surga ada sungai yang dinamakan ‘Rajab’ airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air sungai itu.”
Keterangan: HADITS INI BATHIL
Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailamy (I/2/281) dan al-Ashbahany di dalam kitab at-Targhib (I-II/224) dari jalan Mansyur bin Yazid al-Asadiy telah menceritakan kepada kami Musa bin ‘Imran, ia berkata: “Aku mendengar Anas bin Malik berkata, ...”
Imam adz-Dzahaby berkata: “Mansyur bin Yazid al-Asadiy meriwayatkan darinya, Muhammad al-Mughirah tentang keutamaan bulan Rajab. Mansyur bin Yazid adalah rawi yang tidak dikenal dan khabar (hadits) ini adalah bathil.” [Lihat Mizaanul I’tidal (IV/ 189)]
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Musa bin ‘Imraan adalah majhul dan aku tidak mengenalnya.” [Lihat Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (no. 1898)]
HADITS KETUJUH.
“Artinya : Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barang siapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.”
Keterangan: HADITS INI PALSU
Hadits ini termaktub dalam kitab al-Fawaa'idul Majmu’ah fil Ahaadits al-Maudhu’ah (no. 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: “Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah, ia berkata: ‘Hadits ini diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan dari Anas secara marfu’.’”
Dalam sanad hadits tersebut ada dua perawi yang sangat lemah:
[1]. ‘Amr bin al-Azhar al-‘Ataky.
Imam an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits.” Sedangkan kata Imam al-Bukhari: “Dia dituduh sebagai pendusta.” Kata Imam Ahmad: “Dia sering memalsukan hadits.” [Periksa, adh-Dhu’afa wal Matrukin (no. 478) oleh Imam an-Nasa-i, Mizaanul I’tidal (III/245-246) , al-Jarh wat Ta’dil (VI/221) dan Lisaanul Mizaan (IV/353)]
[2]. Abaan bin Abi ‘Ayyasy, seorang Tabi’in shaghiir.
Imam Ahmad dan an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits (ditinggalkan haditsnya).” Kata Yahya bin Ma’in: “Dia matruk.” Dan beliau pernah berkata: “Dia rawi yang lemah.” [Periksa: Adh Dhu’afa wal Matrukin (no. 21), Mizaanul I’tidal (I/10), al-Jarh wat Ta’dil (II/295), Taqriibut Tahdzib (I/51, no. 142)]
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Syaikh dari jalan Ibnu ‘Ulwan dari Abaan. Kata Imam as-Suyuthi: “Ibnu ‘Ulwan adalah pemalsu hadits.” [Lihat al-Fawaaidul Majmu’ah (hal. 102, no. 288).
Sebenarnya masih banyak lagi hadits-hadits tentang keutamaan Rajab, shalat Raghaa'ib dan puasa Rajab, akan tetapi karena semuanya sangat lemah dan palsu, penulis mencukupkan tujuh hadits saja.
[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
_________
Foote Note
[1]. Zaadul Ma’aad (I/375) cet. Muassasah ar-Risalah.
Disalin dari http://www.almanhaj .or.id/content/ 1523/slash/ 0
Kamis, 03 Juli 2008
Alhamdulillah...
hayoo semangat.
Semoga Alloh memudahkan urusan dian. Amiin.
Doain yaaa... moga segera menggenapkan setengah dien dian.