Selasa, 22 April 2008

Tetralogi Andrea Hirata

Beberapa hari terakhir ini, Saya agak disibukkan dengan “tugas” baca (mau ga mau karena ini buku pinjaman) buku-bukunya Andrea Hirata, yang sekarang ini menjadi Best Seller. Walaupun menurut kata kakak kelas Saya yang menyitir kata-kata kritikus sastra bahwa novel-novel tersebut mempunyai alur cerita yang kacau, bagi saya novel ini membawa sebuah pengaruh positif paling tidak memberi Saya energi baru untuk bermimpi. Saya membaca buah karya Andrea dengan tidak runtut malah dimulai dari novel ketiga yakni Edensor. Pertama membaca sebuah bab di buku tersebut, Saya tertegun dengan diksi kata-katanya. Ilmiah tapi disampaikan dengan bahasa yang lumayan nge-pop. Saya memang bukan pencinta buku-buku sastra, tapi paling tidak buku ini memang berbeda dari yang lain. Selama ini buku yang berkesan buat saya selain Harry Potter adalah Area X dan Toto Chan. Buku ini mungkin salah satu yang saya rekomendasikan untuk dibaca.
Pada buku pertama yang saya baca yaitu Edensor (tetralogi ketiga), hal yang saya temukan adalah ketika kita mempunyai keinginan maka berusahalah untuk mencapainya. Terkadang rintangan itu tak sesulit yang kita bayangkan. Maka berpikir positiflah. Bagian paling lucu dan menjadi favorit saya adalah bab tentang The Pathetic four dan Tuhan tahu tapi menunggu.
Buku kedua, Sang Pemimpi sangat sesuai dengan jiwa saya yang memang seorang dreamer. Tetaplah bermimpi, keep dream on, honey…!!!
Buku pertama, buku yang memberi pencerahan dan dan beberapa bagian sangat sesuai dengan suasana hati Saya saat ini. Hal yang garis bawahi pada buku ini adalah pada bab Rencana B.
“Pribadi yang positif, menurut buku, tidak boleh hanya mempunyai satu rencana, tapi harus memiliki rencan alternative yang disebut disebut dengan istilah contingency plans. Rencana alternative itu disbeut rencana B. Rencana B dibuat jika rencana A gagal. Prosedurnya sederhana yakni : lupakan, tinggalkan, dan buang jauh-jauh rencana A dan mulailah mencari minat dan kemampuan baru….” (344)
Selain itu, ada hal yang sangat menohok, yang sangat sesuai dengan karakter saya (menurut saya begitu).
“maka apabila kita tanyakan sesuatu kepada orang-orang bodoh, mereka akan menajawab dengan meracau, menyembunyikan ketidaktahuan dalam omongan cepat, mencari beragam alasan, atau membelokkan arah pertanyaan. “ (104).
Ah, terima kasih telah mengingatkan saya betapa bodohnya saya…
Dua karakter yang menjadi favorit saya dalam buku-buku Andrea Hirata adalah karakter Lintang dan Arai. Salut buat mereka…!!!
Ya Alloh, ijinkan hamba bermimpi hari ini…dan bangunkan hamba, berikan hamba kekuatan untuk dapat menggapainya.

Tidak ada komentar: